Title :
The Portal
Main Cast :
- A Pink’s Jung Eunji / Jung Hyerim as The Princess of Junghwa Kingdom
- INFINITE’s Lee Howon / Hoya as The Bodyguard
- A Pink’s Son Naeun / Son Yeoshin as the Good Witch
- INFINITE’s Kim Myungsoo / L as the Bad Witch
Genre : Fantasy, Romance, a little bit Comedy
Other Casts :
- CNBlue’s Jung Yonghwa as The King / Eunji’s Father
- SNSD’s Seo Joohyun as The Queen / Eunji’s Mother
- BAP’s Jung Daehyun as The First Prince / Eunji’s brother
- F(x)’s Jung Soojung / Krystal as The Second Princess / Eunji’s sister
- BtoB’s Jung Ilhoon as The Second Prince / Eunji’s Brother
- EXO’s Kim Jongin / Kai as the handsome mysterious person
- EXO’s Do Kyungsoo / D.O as an ordinary boy
- EXO’s Byun Baekhyun as the Prince in another Kingdom
- A Pink’s Yoon Bomi as Eunji’s foster sister
- B2ST’s Yoon Doojoon & 4Minute’s Heo Gayoon as Eunji’s foster parents
- INFINITE’s Nam Woohyun as Naeun’s foster brother
- INFINITE’s Lee Sungyeol as L’s best friend
- B2ST’s Son Dongwoon as Naeun’s Brother
- B.E.G’s Son Gain as Naeun’s Sister
- SNSD’s Kim Hyoyeon as the most mysterious witch in Junghwa
Rating : PG15 – NC17
Type : Chaptered
Part : 1 > I Hate My Life
NB
: Halo readers!! Bertemu lagi dengan saya, Citrapertiwtiw. Seperti
biasa di hari Jumat yang cerah (?) bersama part pertama FF baru.
Seperti yang kalian ketahui di hasil vote
kemarin, ff THE PORTAL dan OUR STORY IN RAMADHAN SEASON II mendapat
suara yang seimbang, 185. Moga aja author kagak salah hitung ye ._.v
FF
yang author putuskan untuk di share duluan adalah The Portal. Why?
Karena mumpung masih belum bulan ramadhan, sebab baru kali ini di part
pertama ff author sudah menyisipkan ‘smut scene’. Jadi terserah mau di
skip apa engga. Smut scene ini benar-benar kebutuhan plot, sih ._.v
*atau emang authornya yang yadong #plak!*
Okelah, selamat membaca! Terutama untuk semua readers yang penasaran dengan ff ini dari dulu
Author POV
Seorang
gadis bergaun biru langit tengah berdiri di belakang jendela kamarnya,
menatap belasan anak-anak yang tengah asyik bermain bola di lapangan
yang tak jauh dari istananya. Awalnya, rasanya senang melihat anak-anak
tersebut bermain dengan seru. Namun semakin kesini, rasa iri tiba-tiba
menyelimuti benak Hyerim, gadis itu.
Anak-anak
itu bisa bermain dengan bebas diluar sana, punya banyak teman, dan
tidak dipusingkan oleh peraturan. Tidak seperti dirinya yang sejak kecil
sudah dilarang ini-itu. Menjadi anak seorang Raja tidaklah senyaman
yang dipikirkan oleh orang kebanyakan.
Ia
melemparkan pandangan kearah Krystal, adik bungsunya yang sejak tadi
asyik saja bersolek di depan kaca kamarnya. Hyerim pernah mencoba hal
itu untuk mengusir kebosanannya di dalam istana, namun ia malah semakin
bosan, ia memang tak suka menatap wajahnya lama-lama. Yang ia inginkan
hanyalah keluar dari istananya dan bermain, tetapi hal semudah itu
sangat sulit bagi Raja Yonghwa dan Ratu Seohyun, ayah dan ibunya.
“ Noona!”
“
Ya!! aku terkejut! Pelan-pelan manggilnya!!” Krystal nampak protes
karena Ilhoon datang tiba-tiba, lipstick yang sedang ia pakai sampai
mencoret pipinya.
“
Siapa juga yang memanggilmu?? Aku memanggil Hyerim noona, yee!” balas
Ilhoon. Hyerim tertawa, Krystal dan Ilhoon memang selalu bertengkar
setiap hari.
“
Ada apa?” tanya Hyerim, matanya sudah berbinar saja melihat sebuah bola
yang ada di tangan Ilhoon, jangan-jangan adiknya itu mengajaknya
bermain.
“
Kau tahu? Kita bisa keluar sekarang!” ucap Ilhoon kemudian, ia juga
nampak excited meski ia sering keluar rumah sebelumnya, namun ia senang
karena baru kali ini saudaranya yang lain juga diperbolehkan keluar
rumah.
“ YA! benarkah?? Bagaimana bisa??” Hyerim berbunga-bunga, ia sudah tak sabar untuk bermain ke luar.
“ Appa dan Umma sedang tidak ada di istana, jadi ini kesempatan kita.”ucap Ilhoon setengah berbisik.
“ Wah, kalau begitu ayo!”
“ Noona mau main bola?” Ilhoon menahan tawanya.
Hyerim
mengangguk-ngangguk semangat, “ Jangan remehkan aku, ya! aku sering
melihat anak-anak bermain bola, jadi aku mengerti bagaimana cara
bermainnya!”
“ Hahaha. Bukan soal itu. tapi.. kau mau bermain bola pakai gaun begitu?”
“
Oh iya..” Hyerim tertawa kecil, ia segera menuju lemari besarnya,
“…tenang, aku punya celan…. Eh! Mana celana-celanaku???” gadis itu
terkejut karena semua celananya hilang, yang bersisa di dalam sana
hanyalah gaun-gaun.
“ Aku membuangnya.”ucap Krystal santai.
“
Hah? Hei! Kenapa kau membuangnya?! Aku menjahit semuanya sendiri!”
Hyerim marah besar. Seenaknya saja celana-celananya itu dibuang. Yaa..
meskipun warna-warnanya norak semua (?), tetapi Hyerim menjahitnya semua
itu sendiri karena setiap ia meminta celana pada orang istana tidak
pernah diberi.
“ Heh, unnie itu perempuan! Tidak boleh pakai celana!”
“ Tapi pakai celana itu enak, tau! iya kan?” Hyerim menoleh kearah Ilhoon.
“ Betul betul betul.” Ilhoon setuju.
“ Pakai rok lebih enak!”Krystal ngotot.
“ Betul betul bet… eh.” Ilhoon langsung menutup mulutnya, masa iya dia pernah pake rok, emangnya anu (?)
“
Kau harus kembalikan celana-celanaku. Kalau tidak, awas kau!”Hyerim
mengancam Krystal, setelah itu ia segera keluar dari kamarnya karena tak
sabaran untuk bermain di luar sana. Ilhoon mengikutinya dari belakang.
“ Eits.. mau kemana kalian??”
“
Duh..” Hyerim dan Ilhoon malas, mengapa mereka harus bertemu Daehyun,
kakak mereka disaat sedikit lagi hendak menuju pintu keluar istana.
Sebagai kakak tertua, sikap Daehyun hampir sama dengan Raja Yonghwa yang
tegas dan sangat menegakkan peraturan.
“ Jawab. Mau kemana kalian?”
“ Ng..” Hyerim dan Ilhoon saling bertatapan, “…anu..kita..mau..main..bola.”
“
Kau juga!?” Daehyun menatap Hyerim , “…ck, inget kodrat woy! (?) kau
itu perempuan untuk apa main bola!? Lagipula siapa yang memperbolehkan
kalian keluar, hah? Kau, Hyerim, oppa menunggumu di ruang latihan sejak
tadi, sekarang kenapa malah mau main keluar? Tidak bisa!”
“ Tuh kan..” Hyerim dan Ilhoon sudah menduga pasti Daehyun protes. Mereka mulai memutar otak untuk merayu kakak mereka itu.
“…kami bosan di istana, hyung. Hyung seharusnya merasakan hal yang sama seperti kami. Iya kan?” kata Ilhoon polos.
“ Aku tahu. Tapi sudah begitu peraturannya mau bagaimana lagi?”
“
Makanya! Mumpung yang bikin peraturannya lagi nggak ada di istana, kita
langgar aja! Eh..” ceplos Hyerim, Daehyun langsung melotot. Hyerim
memang suka berbicara seenaknya.
“ Tapi Hyerim noona benar. Ayolah hyung, kalau hyung mau ikut juga gapapa kok. Main bola seru, lho!” rayu Ilhoon.
“
Iya. Soal latihan kita, kita latihan di luar saja, suasana baru.”tambah
Hyerim, akhir-akhir ini ia memang sedang berlatih vokal dengan Daehyun,
beberapa bulan lagi mereka akan bernyanyi di pesta ulang tahun
pernikahan Raja Yonghwa dan Ratu Seohyun, orangtua mereka.
“ Krystal mana?” Daehyun masih saja berbasa-basi.
“
Biasalah, di kamar. Mana mau dia keluar istana. Ayolah!! Ikut kami,
kalau tidak mau ya setidaknya izinkan kami keluar.” Ilhoon memelas.
“ Ya sudah. Aku tidak mau keluar, aku mau menemani Krystal, kasihan dia sendirian. Kalian kuizinkan keluar, tapiiii…”
“ Yah ada tapinya -_-“ Hyerim dan Ilhoon kecewa.
“ Tentu saja ada. Aku akan suruh satu orang pengawal untuk mengawasi kalian.”
Hyerim dan Ilhoon pun mengangguk pasrah ketika Daehyun memanggil seorang pengawal untuk mengawasi mereka.
“
Yah. Banyak pengawal yang ikut Raja dan Ratu pergi, hanya dia yang
tersisa, dia tidak ikut karena dia orang baru di istana kita.” Daehyun
memperkenalkan pengawal yang datang itu. Ia masih sangat muda, badannya
kekar dan tegap. Wajahnya juga.. tampan.
Ia membungkukkan badannya pada Hyerim dan Ilhoon, memberi hormat.
“ Saya pengawal baru di sini. Panggil saja saya.. Howon.”
*
“ Hei, tidak ikut main?”
Daehyun muncul di ambang pintu kamar Hyerim, terlihat Krystal masih saja duduk di depan kaca. Ia hanya menggeleng.
“…kau
sudah cantik, tidak usah banyak berdandan.”kata Daehyun lagi sembari
memutar kacanya ke arah lain dengan jahil, ia memang suka membuat
Krystal kesal.
“ Ya! pergi sana!” usirnya sebal, “…sebenarnya kau mau apa kesini?”
“
Oh.. ya. ada sesuatu yang harus kau ketahui. Hyerim dan Ilhoon bahkan
belum mengetahuinya, kurasa kau yang harus tahu duluan dariku.”
“ Mwo?” Krystal langsung memutar kursinya menghadap Daehyun yang duduk di atas tempat tidur, “…apa yang harus aku ketahui?”
Daehyun menghela nafas, sedikit bingung.
“ Apa kau masih berhubungan dengan penyihir jahat itu?”tanya Daehyun pelan.
“
Namanya L. bukan penyihir jahat.”jawab Krystal tegas, ia paling tidak
suka kekasihnya disebut ‘penyihir jahat’ oleh orang-orang, meski
kenyataannya memang seperti itu.
“ Kau masih berhubungan dengannya?” Daehyun mengulang pertanyaannya.
Krystal mengangguk, “ Memang kenapa?”
Daehyun memegang bahu adiknya itu, seakan meminta sebuah pengertian.
“ Mungkin selama ini aku membiarkanmu, menjaga rahasia hubunganmu dengannya. Tapi kali ini oppa mohon, tinggalkan dia.”
“
Apa!? tidak!” Krystal langsung menyingkirkan tangan Daehyun dari
bahunya, “…mengapa kau tiba-tiba menyuruhku meninggalkannya!?”
“ Makanya diam dulu! Aku tidak mungkin menyuruhmu meninggalkannya begitu saja. Tentu ada alasannya.”
Krystal pun terdiam, menunggu penjelasan Daehyun.
“…alasan
yang pertama, tentu kau sudah tahu dengan jelas. Seorang manusia yang
tidak mempunyai ilmu sihir apalagi seorang putri raja, tidak mungkin
bisa bersama seorang penyihir. Begitu pula sebaliknya, seorang penyihir
tidak bisa bersama apalagi menikahi orang yang bukan penyihir, mereka
harus menikah dengan sesama penyihir.”
“
Bukankah aku sudah bilang kalau aku tidak peduli soal itu?” Krystal
balik bertanya, “…itu sudah basi. Aku dan L sama sekali tidak memikirkan
hal itu.”
“
Masih ada alasan kedua. L bukan orang baik-baik, semua orang tahu itu.
meski ia digilai banyak perempuan karena dia tampan, tapi dia bukan
orang yang pantas untukmu.. dia..”
“
Aku tahu dia jahat pada orang lain, tapi ia selalu baik padaku. Jadi
itu bukan alasan aku meninggalkannya.”potong Krystal, Daehyun
menggelengkan kepalanya karena adiknya itu terlalu emosional.
“
Justru itu permasalahannya. Apa kau tidak curiga mengapa ia hanya baik
kepadamu? Kau sudah terlalu percaya dengan kata-kata cintanya, huh?”
“ Apa maksudmu??”
“
Baiklah. Aku malas berbasa-basi lagi.” Daehyun berpikir kembali, “…kau
harus tahu, emas milik kerajaan kita hilang sebelas peti. Kau tahu kan
kerajaan kita hanya punya lima belas peti emas, sekarang hanya bersisa
empat itupun empat peti yang paling kecil. Ada yang mencurinya.”
“ A..apa!!?” Krystal terkejut, “…jangan bilang kalau…..”
“
Maaf, adikku. Tapi aku mencurigai L. karena tidak mungkin orang lain
yang mencuri emas kita, kau tahu sendiri kan ruang tempat penyimpanan
peti itu sudah dilindungi mantra Madame Sunny, penyihir kerajaan kita.
dan kau tahu sendiri kan yang bisa mengalahkan sihir Madame Sunny hanya L
seorang, meski dia masih sangat muda, dia penyihir terhebat di negeri
ini. Ia menjadi jahat karena sampai saat ini belum ada yang bisa
mengalahkannya.”
Krystal
terpaku mendengar penjelasan Daehyun. Penjelasan yang sangat masuk
akal, namun gadis itu masih belum bisa menerimanya, ia sudah sangat
mencintai L dan tidak pernah sanggup menganggap lelaki itu bersalah
meski sudah banyak masalah yang ia timbulkan.
“…dan
maaf kalau aku menuduh. Tapi kurasa selama ini L mendekatimu hanya demi
kekayaan kita. karena selama berhubungan denganmu ia bisa keluar masuk
istana dengan leluasa. Asal kau tahu saja, sudah banyak pengawal yang ia
bunuh karena menghalangi jalannya masuk kesini. Dia…”
“
Cukup! Cukup! Keluar! Aku tidak percaya dengan perkataanmu!” Krystal
menutup telinganya rapat-rapat, perasaannya kacau mendadak.
*
“ Ya! ya!! sedikit lagi!!”
Hyerim
menggiring bola dengan setengah mati sembari mengangkat gaun
panjangnya, baru saja ia hendak menendangnya ke arah gawang, bola
tersebut dengan mudahnya direbut oleh anak-anak yang lain. Hal itu terus
terjadi karena selain Hyerim tidak pernah bermain bola sebelumnya, ia
kerepotan dengan gaun yang ia pakai. Namun kelihatannya gadis itu
benar-benar menikmati permainannya,wajahnya bahagia bukan kepalang.
Howon
yang masih berdiri tegap di pinggir lapangan hanya bisa tersenyum,
matanya tak bisa lepas dari putri raja yang satu ini. Hyerim benar-benar
berbeda dari Krystal yang anggun dan lebih suka berdandan, ia lebih
suka berbaur dengan anak-anak bahkan tidak takut kotor, terbukti dengan
gaun biru langitnya yang kini sudah penuh dengan tanah akibat terjatuh
berkali-kali. Tetapi ia hanya tertawa lebar dan semakin semangat
melanjutkan permainan bersama Ilhoon.
“ Hei!! Kenapa diam!? Ayo main!!” Hyerim berteriak, Howon menoleh kesana kemari, mencari orang yang dipanggil oleh Hyerim.
“…ya!! kau!!” Hyerim berteriak lagi karena gemas.
“ Hah?? S.. saya?” Howon menunjuk dirinya, Hyerim mengangguk cepat, namun Howon segera menggeleng.
“…mohon maaf tuan putri, saya disini saja.”
“
YA! tidak boleh!! Mengganggu pemandangan, tahu! Ayo main!!!” Hyerim
menariknya dengan paksa, akhirnya sang pengawal terpaksa menanggalkan
topi dan rompinya lalu ikut terjun ke lapangan.
“
Wah! Hyung hebat!!” anak-anak tersebut berteriak tak henti-henti
melihat Howon yang lihai menggiring bola bahkan mencetak gol beberapa
kali. Hyerim menatapnya dengan iri.
“ Ya!! itu karena dia pakai celana!” ucap Hyerim sebal, Howon tertawa, ia langsung menendang bolanya ke arah gadis itu.
“
Mau saya ajari, tuan putri?” tawarnya ramah dengan senyum khasnya, yang
entah membuat sang putri mendadak berdebar. Mimpi apa ia semalam punya
pengawal semanis ini?
Hyerim
mengangguk semangat, anak-anak langsung menyingkir sejenak dari
lapangan karena ingin menyaksikan sang pengawal Howon mengajari tuan
putri Hyerim bermain bola.
“…nah,
posisi kakinya seperti itu, sekarang bawa pelan-pelan..” Howon
mengikuti Hyerim yang mulai menggiring bolanya menuju gawang, “…dan..
tendang!”
“
YAAA!!! AAA!!!” Hyerim malah tersandung gaunnya sendiri, tangannya
refleks menarik kemeja sang pengawal hingga ia ikut terjatuh, dan..
Chu~
Tak
hanya tubuh Howon yang terjatuh di atas tubuh Hyerim, bibirnya pun
jatuh di atas bibir sang putri yang notabene belum pernah berciuman sama
sekali seumur hidupnya. Keduanya terpaku satu sama lain, bahkan telinga
mereka tak mendengar anak-anak yang mendadak heboh menyaksikan
pandangan tak semestinya di depan mereka.
“ Aaaa!! Mereka berciuman!!!”
“
Astaga! Mohon maaf yang sebesar-besarnya tuan putri, maaf..” Howon
segera berdiri dan membantu Hyerim untuk bangkit, setelah itu berlutut
di depan Hyerim tanda menyesal, namun tetap saja anak-anak yang
menyaksikan mereka masih menganggapnya sebagai adegan yang romantis.
Hyerim langsung melirik Ilhoon sudah menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
“
Sstt.. jangan bilang Daehyun oppa ya!” Hyerim memberi isyarat, Ilhoon
mengangguk sembari mengacungkan jempolnya, ia memang adik yang baik.
*
“ Apa?? jadi kau berciuman dengannya!?”
“
Ssst…!” Hyerim segera membekap mulut seorang gadis di sampingnya,
“…kalau kedengaran dan ketahuan bisa-bisa dia dipenjara oleh Ayahku!”
“
Ups. Sorry. Aku hanya terkejut. Benarkah itu??” sang gadis bertanya
kembali, sebagai seorang sahabat tentu ia juga merasa senang karena
akhirnya Hyerim melakukan ciuman pertamanya, meski dengan seorang
pengawal istana secara tidak sengaja.
Hyerim
mengangguk, ia masih memegangi bibirnya dan tersenyum sendiri, “ Benar,
Yeoshin. Ia sangat manis, berbeda dengan pengawal-pengawal yang lain.
Ia pengawal termuda di istana ini.”
Gadis penyihir yang akrab disapa Yeoshin itu masih takjub, “ Selamat ya, akhirnya kau menemukan first kissmu.”
“ Tak hanya first kiss, tetapi juga.. first love.”
“ Mwo? kau jatuh cinta padanya!?”
Hyerim kembali mengangguk, “ Kau percaya dengan.. cinta pada pandangan pertama?”
“ Aku ingin percaya. Tapi aku sulit mempercayainya.”
“
Karena kau memang harus membuktikannya sendiri. Seperti aku. Aku
benar-benar mengalaminya.” Hyerim tersenyum cerah sembari menatap
hamparan bintang di langit dari atas atap yang mereka duduki malam itu.
“…Son Yeoshin, bisa kau bantu aku?”
“ Bantu apa?” tanya Yeoshin, sebenarnya ia punya nama asli, tetapi semua orang memanggilnya Yeoshin, termasuk Hyerim.
“ Buatkan ramuan yang bisa membuatnya jatuh cinta juga padaku. Aku takut ditolak olehnya.”
“
Ya! mengapa kau berpikiran selicik itu? aku tidak mau.” Yeoshin
menolak, ia memang sangat sulit diajak berbuat jahat atau licik. Meski
hal itulah yang membuatnya dikucilkan di kalangan penyihir lainnya,
karena hanya ia satu-satunya penyihir yang baik hati di negerinya. Semua
penyihir diciptakan untuk berbuat jahat dengan alasan agar bisa
melindungi negeri mereka, namun lain halnya dengan Son Naeun atau lebih
akrab disapa Yeoshin, penyihir yang pandai membuat berbagai macam ramuan
itu yang punya banyak cara sendiri untuk melindungi negerinya tanpa
harus berbuat jahat.
“ Kali ini saja, kumohon..” Hyerim masih terus meminta, “…buatlah kedua kakakmu senang sedikit karena kau berbuat jahat.”
Yeoshin kembali menggeleng, ia mengangkat tongkat sihirnya ke arah Hyerim.
“
Aku melihat sesuatu yang luar biasa dalam dirimu yang bisa membuat
orang-orang jatuh cinta padamu. Jadi kau tidak perlu ramuan apapun untuk
membuatnya jatuh cinta padamu.”
“ Sesuatu yang luar biasa? Apa itu?” tanya Hyerim penasaran.
“ Kau punya suara yang sangat merdu, lelaki manapun yang mendengarnya akan langsung jatuh cinta padamu.”
“ B..benarkah??”
Yeoshin mengangguk yakin, “ Kalau kau tidak percaya, bernyanyilah untuknya.”
***
Tengah
malam itu Hyerim terbangun dari tidurnya, dengan mengendap-endap keluar
dan mengunjungi ruang musik istana. Ia baru tahu bahwa Howon masih
berjaga di depan ruang tempat penyimpanan emas yang tak jauh dari
ruangan musik istananya, ternyata ia tidak diperbolehkan tidur malam
ini.
Hyerim
duduk di depan piano klasik yang ada di tengah ruangan, mengambil
kertas lagu miliknya, menyanyikannya sepenggal demi sepenggal bersama
piano tersebut.
It’s my first love
What I dreaming of
When I go to bed
When I lay my head upon my pillow
Don’t know what to do
My first love
Thinks that I’m too young
He doesn’t even know
Wish that I could show him what I’m feeling
Cause I’m feeling my first love..
(Nikka Costa – First Love)
Howon
yang hampir memejamkan matanya sontak kehilangan rasa kantuknya ketika
mendengar suara indah berasal dari ruang musik istana, dengan terus
waspada ia mengintip lewat pintu ruangan yang terbuka lebar. Terlihat
Hyerim pun menoleh, seakan tahu ia akan datang.
Gadis
itu mengangguk seraya tersenyum, memintanya untuk datang menghampiri.
Sebagai pengawal, tentu Howon menurut, ia mengecek keadaan sekitar.
Setelah merasa aman, ia memasuki tempat yang penuh dengan alat musik
klasik itu.
Hyerim
melanjutkan nyanyiannya dan permainan pianonya, hingga ia merasakan
kedua tangan melingkar di pinggang kecilnya. Ia menghentikan lagunya,
merasakan hangatnya pelukan sang pengawal.
“ Maafkan saya, tuan putri..” bisiknya, membuat Hyerim sedikit terkekeh.
“ Berhenti berbicara formal. Panggil aku Hyerim.”
Lelaki itu mengangguk, “ Aku suka nyanyianmu.”
“ Aku juga suka, denganmu.”
Howon
tertawa kecil, membalikkan tubuh Hyerim ke hadapannya dan mencium bibir
mungil sang putri dengan mesra. Tak memikirkan apa yang akan Raja
lakukan jika ia tertangkap basah. Keduanya terlarut dalam sensasi cinta
pertama yang sebenarnya, memutuskan untuk saling mencintai meski baru
saling mengenal.
DRRRRNNG!
Tiba-tiba
terdengar suara piano ditekan secara bersamaan karena Hyerim tak
sengaja bersandar disana. Mereka terkejut dan langsung berhenti
berciuman saat mendengar suara beberapa pengawal berlari menghampiri
ruang musik karena takut terjadi sesuatu.
Howon segera pergi untuk kembali berjaga di luar, ia menatap Hyerim sejenak.
“ Aku akan mengirimimu surat, setiap hari.”
**********
“ YA!!! SON NAEUN!! PPALIWA!!! DASAR LAMBAT!!!”
“ APA YANG KAU KERJAKAN DIDALAM SANA, HAH!? DASAR SON YEOSHIN!!”
“ Tunggu sebentar, oppa.. unnie..”
Gadis
penyihir bernama Yeoshin alias Naeun itu semakin sibuk di dapur
rumahnya yang pengap dan sempit, meracik beberapa ramuan secepat kilat
karena sudah dipanggil-panggil dengan kasar oleh kedua kakaknya. Hari
ini bangun sangat pagi karena harus membuat puluhan ramuan untuk dijual
di ‘sekolah’nya yang kini sedang mengadakan pertandingan sihir tahunan
untuk para penyihir laki-laki. Pemenang dari pertandingan sihir itu akan
diakui kedewasaannya dan diberikan beberapa penghargaan dan hadiah
besar, entah apa itu.
Sebenarnya
Yeoshin benar-benar setengah hati membuat ramuan-ramuan ini karena bisa
digunakan para peserta pertandingan berbuat curang, tetapi desakan dari
Dongwoon dan Gain, kedua kakaknya yang jahat dan penyiksa benar-benar
membuatnya tertekan. Lagipula dari mana lagi ia mendapatkan uang kalau
bukan dari jualan ramuannya.
Tak
peduli dengan jelaga yang mengotori wajah cantiknya dan luka melepuh di
tangan dan kakinya, Yeoshin segera membawa puluhan gelas ramuan
tersebut menggunakan sepedanya menuju sekolah, ia harus menjual habis
ramuan tersebut karena kalau tidak, Dongwoon dan Gain tidak akan
membukakan pintu rumah untuknya.
*
Krystal
merapatkan jubah merahnya, berjalan di antara kerumunan para penyihir
dan rakyat biasa yang berdesakan ingin menyaksikan pertandingan sihir,
ia ingin menemui L, kekasihnya yang juga mengikuti pertandingan tersebut
meski Daehyun sudah sempat melarangnya.
Tangannya
mengepal seketika saat melihat penyihir tampan itu tengah berdiri di
depan seorang penjual ramuan yang diketahui bernama Son Naeun atau lebih
sering dipanggil Yeoshin itu. akhir-akhir ini L memang sering mendekati
Yeoshin, namun Krystal tak pernah tahu ada urusan apa di antara mereka.
Krystal beringsut menuju tembok sekolah, mengawasi mereka.
“ Hahaha. Apa yang kau lakukan disini? Berjualan? Ckckck, gadis malang.. pasti kau dipaksa kedua kakakmu yang baik hati itu.”
Yeoshin
hanya bisa menghela nafas, ia lebih memilih untuk sibuk menuangkan sisa
ramuannya yang masih ada di dalam termos. Ini sudah kesekian kalinya L
datang padanya dan menghabiskan waktu untuk menghinanya. Ia malas
menanggapinya.
“…oh
ya, kudengar kedua kakakmu berhutang dengan banyak pedagang di pasar.
Jadi kau harus mengejar setoran untuk melunasi semua hutang mereka?”
Telinga
Yeoshin semakin panas mendengarnya, bagaimana L bisa tahu aib
keluarganya? Mengapa akhir-akhir ini lelaki itu mengurusi sekali semua
urusannya? Entahlah.
“ Jadi sebenarnya kau mau apa?” tanya Yeoshin pelan, “…kalau tidak mau beli lebih baik pergi.”
“
Oh oh oh.. jangan marah begitu, cantik. Katanya kau penyihir yang
baik.”L semakin meledek, “…aku hanya ingin memojokkanmu, aku suka
melihat wajahmu yang amat tertindas itu.”
Yeoshin
memilih untuk kembali diam. Namun ia segera berusaha menghindar ketika L
mencoba menyentuhnya wajahnya, ia tak mau diamuk oleh
perempuan-perempuan yang menyukai L, ia sudah cukup sering dibully di
sekolah oleh mereka hanya karena L sering menyentuhnya tanpa izin.
“
Hei, kau kenapa? Aku hanya ingin membersihkan wajahmu. Lihat, kau jelek
sekali.” L mendesak, ia mengeluarkan saputangan sihirnya dan
membersihkan wajah Yeoshin yang masih penuh dengan jelaga hingga wajah
gadis itu bersih dan kembali cantik.
“
Terimakasih.”ucap Yeoshin pelan, namun L kini memegang dan mengusap
pergelangan tangannya hingga luka-luka melepuh di tangannya itu hilang
seketika. Gadis itu tersenyum tipis, berterimakasih karena L mulai
bersikap baik padanya.
“ L, apa yang kau lakukan?”
“ Krystal?”
Yeoshin segera mencari kesibukan, tak peduli dengan L yang kini sedikit gelagapan karena Krystal datang dan memergokinya.
“ Kau diperbolehkan keluar istana? Bagaimana bisa?” L berbasa-basi, otaknya mulai memikirkan berbagai macam kebohongan.
“
Aku kabur. Aku ingin melihatmu. Tapi aku kecewa karena aku menemukanmu
bersama perempuan ini.” Krystal melirik tajam ke arah Yeoshin, L
berusaha tenang.
“ Dia yang memanggilku kesini dan memintaku untuk membersihkan wajah dan lukanya.”ucap L santai, membuat Yeoshin terperanjat.
“ T..tidak.. tidak seperti itu!!” Yeoshin mengelak, tak menyangka L malah memutar balikkan fakta.
“
Pengganggu. Kau tidak pantas berteman dengan Hyerim unnie!”ucap Krystal
geram, ia berniat untuk mengacak-acak dagangan Yeoshin, namun L segera
menahannya.
“
Cukup! Ayo kita pergi.”ajak L tenang, ia segera mengajak Krystal untuk
duduk di tempat lain. Gadis itu menurut dan berjalan duluan karena muak
melihat Yeoshin lama-lama.
L berbalik sejenak, tersenyum puas menatap Yeoshin yang memucat.
***
Dua hari kemudian…
Malam
itu Howon dan Hyerim membuat pertemuan di loteng istana untuk pertama
kalinya karena keadaan sedang sangat aman, akhir-akhir ini Raja dan Ratu
sering keluar istana dan pergi entah kemana. Merasa bingung apa yang
harus mereka lakukan untuk menghabiskan waktu, mereka lebih memilih
untuk bersama-sama membaca surat kabar yang baru dibeli Howon tadi pagi.
“ Apa!? jadi penyihir muda bernama L yang memenangkan pertandingan sihir kemarin??” Hyerim terkejut saat membaca berita utamanya
Howon
mengangguk sembari membolak-balik surat kabar yang ia beli tadi pagi, “
Dia membuat rumah yang besar dalam waktu lima belas menit saja,
memecahkan ratusan mantra aneh, dan ternyata dia bisa menggunakan sihir
dengan tangan kosong, dengan kata lain tanpa menggunakan tongkat.”
“ Wow..” Hyerim benar-benar kagum, “…lalu apa hadiah yang ia terima atas kemenangannya?”
“ Hmm..” Howon kembali membaca, “…ia akan diakui kedewasaannya, mendapat tongkat sihir baru dan.. hah???”
“ Apa lagi?”
“
Ia diperbolehkan menikah jika ia mau. Dan gadis manapun yang ia pilih
tidak boleh menolak. Ini hadiah tambahan karena sepanjang sejarah tidak
pernah ada penyihir yang bisa menuntaskan pertandingan sihir secemerlang
L.”
Krystal
yang tadinya ingin memergoki kakaknya dengan pengawal kerajaan itu
langsung mengurungkan niatnya karena terkejut dengan pembicaraan
keduanya.
Ia
tahu L telah memenangkan pertandingan sihir itu, namun ia tidak tahu
kalau kekasihnya itu diperbolehkan menikah. Ia mendadak tegang, apakah L
akan menerima hadiah itu dan…menikahinya?
****
PLAK!! PLAK!! BUK!!!
“
Arggh..” Yeoshin masih berusaha menahan rasa sakit di pipinya yang
sudah merah dan panas, Dongwoon dan Gain menampar dan menghajarnya
berkali-kali secara bergantian. Ia menangis sampai tak terdengar lagi
suaranya. Ketika ia berusaha meraih tongkat sihirnya, kedua kakaknya
langsung sigap menyitanya agar ia tak bisa melakukan perlawanan.
“
Perempuan bodoh!!!! Apa yang kau pikirkan, hah!? Siapa lagi lelaki yang
mau menikahimu kalau bukan L!? lelaki mana yang mau dengan perempuan
sok baik sepertimu kalau bukan dia!!?? Mengapa kau malah menolak,
hah!!!??? Kau kira ada lelaki lain yang mau denganmu!? Cih, jangan
harap!!” Dongwoon memakinya dengan pedas sembari menendangnya, ia marah
besar karena Yeoshin telah menolak habis-habisan lamaran L. Penyihir
jahat itu menginginkan Yeoshin untuk menjadi istrinya.
Yeoshin
terus menggeleng, ia tak akan pernah sudi menikah dengan lelaki sejahat
L, sehebat apapun penyihir itu, Yeoshin hanya ingin menikah dengan
lelaki yang baik. Lagipula ia memikirkan perasaan Krystal jika tahu hal
ini, ia juga sudah menerima banyak penganiayaan di sekolah dari
perempuan-perempuan yang tidak terima dengan keputusan L untuk
menikahinya.
Namun
Dongwoon dan Gain, kedua kakaknya itu mendukung penuh pernikahannya
dengan L setelah mereka tahu bahwa kini keluarga penyihir Kim, keluarga L
itu sudah menjadi keluarga yang kaya, meski tak ada yang tahu dari mana
kekayaan mereka itu berasal. Dongwoon dan Gain tentu tak mau menyiakan
kesempatan yang bahkan lebih berharga dari emas itu, mau tak mau Yeoshin
harus bersedia menikah dengan L agar mereka tidak lagi dijerat
kemiskinan.
Hingga
akhirnya mereka membuang rasa sayangnya pada Yeoshin malam itu dan
memperlakukan Yeoshin seperti binatang karena kesal setengah mati sebab
Yeoshin bersikeras tak mau menikah dengan L.
“
Heh, Son Naeun alias Son Yeoshin yang bodoh dan tolol. Dengar aku.
Pikirkan baik-baik. Kalau kau menerima pernikahan ini, hidup kita akan
berubah seratus delapan puluh derajat, kita bisa menjadi orang kaya dan
terpandang, apa kau tidak bangga menjadi istri penyihir sehebat dan
setampan L, hah!?” Gain berbicara dengan emosi tertahan sembari menarik
rambut indah Yeoshin hingga airmata gadis itu menetes lagi.
“
Aku.. tidak.. aku tidak mau menikah dengan.. orang jahat..” ucap
Yeoshin terbata-bata, membuat emosi Dongwoon dan Gain semakin tersulut.
“
Semua penyihir itu jahat, bodoh!! Kau saja yang menyalahi aturan dan
sok menjadi orang baik!” jawab Dongwoon keras, namun Yeoshin tetap saja
menggeleng.
“
Aku tidak mau berbasa-basi lagi, sekarang katakan pada kami kalau kau
mau menikah dengan L, atau..” Gain meraih lilin yang ada di atas meja,
menyalakannya dan meneteskan cairan lilin tersebut ke tangan Yeoshin
hingga gadis itu menjerit kesakitan.
“
Cepat katakan!!! Atau aku akan melakukan hal yang lebih dari itu!”ancam
Dongwoon sembari menodongkan tongkat sihirnya ke wajah Yeoshin. Gadis
itu nampak sudah tak sanggup lagi menahan siksaan kedua kakaknya. Ia
menangis pilu menatap foto kedua orangtuanya yang sudah lama pergi
meninggalkannya bersama kedua kakaknya yang keji ini.
“ B..baik..baiklah.. aku..aku mau.”ucap Yeoshin terbata-bata dengan amat berat hati.
Dongwoon
dan Gain saling bertatapan dan tersenyum puas, meninggalkan Yeoshin
yang terbujur kaku di sudut kamar dengan luka-luka di sekujur tubuhnya…
******
Siang
itu sepulang sekolah, Yeoshin menyusuri koridor sekolahnya pelan-pelan,
sesekali memegangi lengannya yang masih sedikit memar akibat penyiksaan
yang dilakukan Dongwoon dan Gain semalam, belum lagi rambut indahnya
yang sedikit berantakan akibat pembully-an yang hari ini ia alami lagi.
Tentu, semua orang semakin membencinya karena ia akan menikah dengan L,
penyihir tampan itu. Bahkan putri Krystal juga ikut membencinya
sekarang.
Gadis
itu berhenti di depan laboratorium khusus untuk meracik ramuan, ia
ingin meracik obat untuk luka memar di tangannya, ia tak ingin Hyerim
melihatnya karena kalau begitu ia pasti akan diajak untuk melakukan
pengobatan di istana. Ia tak mau bertemu Krystal. Namun seandainya
Krystal tahu, Yeoshin sama sekali tidak mencintai lelaki jahat itu.
Yeoshin
mengangkat gelas kecilnya, membaca mantra di dalam hatinya sebelum
meminum ramuannya. Namun ketika ia baru saja hendak meneguk ramuan itu,
tangannya bergerak tak terkontrol hingga..
PRANG!
Ia memecahkan gelasnya sendiri. Ramuannya tumpah dan melepuh di lantai.
“ Apa yang terjad……”
“ Aku yang melakukannya.”
Yeoshin
menoleh, lelaki jahat itu ada di belakangnya, mata elangnya menatap
dengan penuh kelicikan. Yeoshin syok, bukan hanya karena kemunculan L
secara tiba-tiba, namun karena ia baru tahu juga kalau lelaki itu bisa
mengendalikan tangannya.
“ S..sedang apa kau.. d…”
“ Aku hanya ingin tahu apakah kau masih marah, istriku.”
“ Aku bukan istrimu!” Yeoshin membuang muka dan lebih memilih memunguti beling pecahan gelasnya di lantai.
L berlutut dan mendekat, mengangkat wajah Yeoshin yang menunduk lalu menatapnya lekat-lekat.
“ Ternyata kau cantik juga, Son Naeun.”ucapnya pelan, “…ups, tidak. Kurasa.. sangat cantik, nona Yeoshin..”
Yeoshin
masih diam, jangan harap ia akan memuji balik meski ia harus mengakui L
mempunyai wajah yang bisa membuat banyak perempuan tergila-gila.
Kecuali dia.
“ Pergi.”
“ Baik. Setelah tujuanku terlaksana.”
“ M..maksudmu?”
L
kembali menyunggingkan senyum liciknya, tangan lebarnya mengelus pelan
pipi mulus Yeoshin dan ibujarinya mengusap bibir cherry gadis itu, ia
semakin mendekat.
“ Aku ingin tahu bagaimana rasanya… tubuhmu.”
“
Brengsek!” Yeoshin segera mendorongnya lalu berdiri dan mencoba lari. L
tidak tinggal diam, ia segera menarik tangan lemah gadis itu dan dengan
mudah gadis itu jatuh ke dalam pelukannya.
“
Kau calon istriku! Cepat atau lambat kita akan melakukannya juga! Jadi
apa salahnya kita lakukan sekarang, eum? Kajja.. sebelum aku melakukan
hal yang tidak kau inginkan.”ancam lelaki itu dengan tenang.
Yeoshin
terus meronta, tangannya berusaha meraih tongkat yang ada di balik
punggung L, hingga setelah berhasil, ia segera mengacungkannya tanda
mengancam.
“
Aku memegang tongkatmu, L. jangan macam-macam atau kau akan mati dengan
tongkatmu sendiri!” ucap gadis itu bergetar, di otaknya sudah terpikir
ribuan mantra untuk membunuh lelaki di depannya itu.
L masih tenang, hingga ia menunjukkan sebuah tongkat yang entah sejak kapan ada di tangan kirinya.
“ Tongkatmu juga ada padaku. Apa aku juga harus membuatmu terbunuh dengan tongkatmu sendiri, sayang?”
Yeoshin
terperanjat, ia baru sadar tongkatnya sendiri juga hilang. Kalau begini
sama saja ia hanya bertukar tongkat dengan L. gadis itu semakin tegang,
namun tetap mengacungkan tongkatnya untuk antisipasi.
“…tapi
kurasa aku tidak membutuhkannya. Hahaha.” L tertawa keji sembari
melempar tongkat milik Yeoshin ke perapian hingga benda mungil itu
terbakar habis.
“
L!!! APA YANG KAU LAKUKAN!!?” Yeoshin sontak menangis saat itu juga, ia
segera berlari menuju ke perapian namun L segera merengkuhnya, merampas
tongkat yang ia pegang lalu menghempaskan tubuhnya ke lantai.
“
Ini akibatnya kalau kau melawan suamimu..” ucapnya tenang, ia kembali
mendekati Yeoshin yang terduduk di lantai. Gadis itu terus beringsut
mundur hingga beling-beling pecahan gelasnya melukai kaki dan tangannya.
“
Pergi!!! L !! kubilang hentikan!!!” Yeoshin masih terus berusaha
menghindar meski ia tak bisa lagi mundur karena sudah berada di sudut
ruangan. Rasa takut luar biasa menyelimutinya ketika L membaringkannya
di lantai yang penuh beling tersebut. Lelaki itu melepas pakaiannya,
bertelanjang dada menampakkan tubuh berototnya yang sempurna di hadapan
Yeoshin dan mulai melakukan tindakan yang paling Yeoshin benci.
L
menindih tubuhnya, menciumi bibirnya, melumatnya dengan penuh nafsu
bahkan membuat bibirnya itu berdarah. Tak sampai disana, lelaki itu juga
menjamahi leher jenjang Yeoshin, meninggalkan banyak kissmark yang
menyakitkan bahkan mulai merobek paksa setelan hitam seragam sekolah
gadis itu. Yeoshin benar-benar tak sudi, berbagai perlawanan ia
lakukan, ia tak akan membiarkan L merenggut harga dirinya. Namun
hasilnya nihil, L membisikkan mantra yang membuat tubuhnya melemah. Ia
terus memaksa Yeoshin untuk melakukan hubungan intim dengannya meski
kini mereka berbaring di lantai yang penuh dengan beling.
“
Kumohon, L.. andwae.. jeongmal andwae..” ucap Yeoshin lirih seraya
merintih kesakitan, L meremas kedua payudaranya dengan begitu keras,
memainkan, menjilati dan menghisap nipplenya sesuka hati tak peduli
dengan tubuhnya dan tubuh Yeoshin yang mulai mengeluarkan titik-titik
darah akibat terluka oleh beling yang berserakan di lantai.
“
Bukankah ini menyenangkan, calon istriku? Seperti inilah malam pertama
kita nanti..” ucapnya senang, “…aku tidak salah memilihmu, nona Yeoshin
Son Naeun. Kau penyihir yang menggoda.”
“ Kenapa tak kau lakukan ini dengan Krystal!? Seharusnya kau melakukan ini padanya agar pernikahan kita dibatalkan, bajingan!”
“ Aku yang menginginkan pernikahan ini. Bagaimana mungkin aku mau membatalkannya? Bodoh.”
“ Lalu bagaimana dengan Krys…….”
“
Ia anak seorang Raja. Mana mungkin aku berani melakukan hal seperti ini
padanya? Lagipula selama ini aku hanya menginginkan hartanya. Setelah
aku berhasil mencurinya, tentu saja aku akan menikahi seorang penyihir.”
L mengelus pelan pipi Naeun dan meninggalkan ciuman lagi di bibir gadis
itu.
“…dan kaulah penyihir itu. yang selama ini menyita perhatianku.”
Naeun
terus menggeleng, tidak benar-benar yakin bahwa L mencintainya. Kalau
memang benar demikian, mana mungkin L tega memperkosanya.
“
Brengsek. Brengsek!” Yeoshin terus mengumpat, hanya mulutnya saja yang
bisa ia gunakan untuk melawan meski sia-sia, nafasnya semakin menderu
ketika L mulai mengelus perutnya, memeluk pinggang semutnya dan menciumi
paha mulusnya seraya membuka kedua kakinya.
Lelaki
tampan itu menyeringai, dan dengan tak sabaran ia mulai menarik paksa
pakaian dalam yang satu-satunya masih melindungi tubuh gadis malang itu,
Yeoshin semakin meronta, tak rela bagian tubuh tersensitifnya itu
dilihat apalagi dinikmati oleh lelaki seperti L. Ia hanya bisa menangis
pilu, mengharapkan pertolongan yang sepertinya mustahil datang karena
sekolah sudah sangat sepi.
“ Sekarang saatnya..”
“ TIDAAAAAAAAAAKKK!!!!!”
****
“ Aaahh!!”
Yeoshin
menjerit dan terbangun dari tidurnya, keringat dingin membasahi seluruh
tubuhnya. Ia bermimpi buruk, amat sangat buruk. Dan ia baru sadar mimpi
tersebut bukanlah mimpi biasa karena ia kini mendapati pakaiannya
benar-benar sobek dan beberapa beling menempel di tubuh mulusnya hingga
berdarah.
Ia
takut. Ia tahu L akan melakukan tindakan kejam itu padanya setelah
mereka menikah nanti. Ia tahu L akan menjadi suaminya kelak, namun ia
tak sanggup jika harus diperlakukan seperti ini. Ia tak mau
mengalaminya, ia ingin melarikan diri.
Tanpa pikir panjang, gadis itu bangkit dan mengganti pakaiannya lalu berlari keluar rumah menuju hutan…
****
Sementara
itu di istana kerajaan Junghwa, Raja Yonghwa dan Ratu Seohyun
mengadakan rapat keluarga dadakan di tengah malam. Meski sudah
mengantuk, Daehyun, Hyerim, Ilhoon, dan Krystal mengikuti rapat tersebut
karena sepertinya ada hal penting yang ingin disampaikan kedua orang
tua mereka.
“
Seperti yang kalian ketahui. Akhir-akhir ini ayah dan ibu sering pergi
keluar istana. Kalian tahu apa yang kami kerjakan diluar sana?” Raja
Yonghwa memulai rapat dengan sedikit berusaha tenang.
Keempat anaknya menggeleng saja.
“
Kami pergi ke berbagai kerajaan di negeri lain, mencari seorang
pangeran atau seorang putri. Untuk dinikahkan dengan salah satu dari
kalian.”jelas Ratu Seohyun pelan dan tenang, namun tetap saja membuat
keempat anaknya itu terperanjat.
“ A..apa!? mengapa..” mereka bertanya-tanya dan langsung tegang mendadak.
“ Tenang.. tenang dulu. Kami belum selesai bicara.” Ratu Seohyun menyuruh mereka untuk tenang, merekapun diam.
“
Kami sudah memberitahu hal ini lebih dahulu pada Daehyun. Kerajaan kita
kehilangan sebelas emas sebelas peti, ada yang mencurinya dari istana
ini. Pencurian ini membuat kerajaan kita hampir jatuh miskin, kita harus
mencari kerajaan lain yang bisa membangkitkan kembali kekayaan kerajaan
kita, dan jalan satu-satunya adalah pernikahan.”jelas Raja Yonghwa,
meski sebenarnya ia tidak tega memberitahu anak-anaknya soal ini.
“ Siapa yang mencurinya?” tanya Ilhoon geram, Raja dan Ratu menggeleng tak tahu.
“
Madame Sunny masih berusaha melacaknya. Namun ia yakin seratus persen
kalau yang mencurinya itu adalah seorang penyihir, bukan rakyat
biasa.”jelas Ratu Seohyun.
Daehyun
segera melemparkan tatapan ke arah Krystal, namun gadis itu diam saja,
perasaannya masih kacau karena tak terima dengan keputusan L yang lebih
memilih untuk menikahi Yeoshin.
“
Oke, lebih baik sekarang kita bahas tentang pernikahan. Kami sudah
menemukan seorang pangeran, yang artinya akan kami nikahkan dengan
Hyerim, atau Krystal.”ucap Raja kemudian.
Hyerim
dan Krystal saling bertatapan, Hyerim pun sempat melirik kearah Howon
yang kini berdiri di samping Raja. Namun lelaki itu hanya mengangguk
pelan dan berusaha untuk tenang.
“…pangeran
itu berasal dari kerajaan yang amat jauh dari sini, dan dia orang yang
sangat baik. Ketika kami bertanya seperti apa putri yang ia inginkan,
kriterianya sangat cocok dengan Hyerim. Jadi.. kami putuskan untuk
menikahkannya dengan Hyerim nanti.”
“
Tidak..”Howon berusaha mengatur emosinya, ia harus tetap berdiri tegap
di samping Raja, ia menatap pilu kearah Hyerim yang mulai berkaca-kaca.
“
Anakku. Dia orang yang baik.. kami yakin kau tidak akan menyesal
menikah dengannya..” Ratu Seohyun berusaha membujuk Hyerim, ia memeluk
anaknya itu dengan lembut, namun Hyerim justru semakin histeris, tentu
karena ia tak mau pisah dari Howon. Krystal yang tahu hal itu hanya bisa
membisu. Daehyun dan Ilhoon menatap Hyerim dengan tak tega. Mereka tak
menyangka hal seperti ini harus terjadi di lingkungan kerajaan mereka.
“…ini,
selama beberapa bulan kau bisa berhubungan dengan pangeran itu melalui
kaca ini. Madame Sunny membuatkannya untukmu agar kau tidak terkejut
saat akan menikah dengannya nanti.” Ratu Seohyun meletakkan sebuah kaca
kecil di tangan Hyerim, Hyerim menerimanya dengan berat, ia terus
menatap Howon yang hanya bisa diam disana, seakan pasrah dengan
keadaan..
******
Dengan
lebih banyak luka di sekujur tubuhnya, pagi itu dengan terus menangis
Yeoshin mengenakan gaun hitam pernikahannya. Beberapa saat lagi, ia akan
menjadi istri L, lelaki yang amat ia benci itu.
“ Sshh.. jebal unnie, pelan-pelan..” gadis itu merintih ketika Gain menghias rambut indahnya dengan kasar.
“
Tidak. Ini akibatnya kalau sudah mencoba kabur. Kau kira kami bodoh,
hah? Aku tahu kau sering mengunjungi hutan itu kalau ingin melarikan
diri dari masalah.”balas Gain sengit. Ia dan Dongwoon memang dengan
mudah menemukan Yeoshin bersembunyi di dalam hutan. Karena geram, mereka
pun meminta L untuk menikahi Yeoshin hari ini juga, dan lelaki itu
bersedia.
*
Yeoshin
gemetaran, airmatanya tak bisa jatuh, Dongwoon sudah menyihirnya agar
ia tidak menangis selama pernikahan. Namun tetap saja hatinya kacau, tak
percaya kini ia telah berdiri di altar, di samping L. Penyihir itu amat
tampan dengan tuxedo hitamnya, banyak orang di luar dan di dalam
ruangan menyaksikan peresmian pernikahan mereka yang dipenuhi nuansa
hitam itu. Yeoshin terus menunduk, ketakutan melihat Krystal yang ikut
hadir dan menatapnya dengan penuh kebencian, Hyerim pun ada disana,
wajah sahabatnya itu amat pucat dan matanya bengkak, membuat Yeoshin
khawatir juga apakah Hyerim sedang ada masalah.
Yeoshin
tak bisa mendengar apapun yang dikatakan oleh pendeta karena ribuan
pikiran yang berputar di kepalanya, ia hanya mengucapkan kesediaannya
menikah dengan L secara terpaksa hingga setelah itu keduanya berhadapan.
Saling bertatapan.
Ya
Tuhan. Sebenarnya L tampan. Bahkan sangat tampan. Tapi mengapa Yeoshin
amat sulit mencintainya? Ia bahkan nampak trauma jika mengingat mimpinya
semalam. Dimatanya saat ini L hanyalah lelaki brengsek yang tiba-tiba
memilih dirinya untuk menjadi istri dan meninggalkan Krystal begitu
saja.
Lelaki
itu mendekat, Yeoshin segera memejamkan matanya, berusaha sudi untuk
merelakan bibirnya dicium oleh L. Suasana amat hening, atau hanya
telinganya saja yang sampai tidak mampu mendengar apapun.
“ Aku yang mengirimkan mimpi itu.” L berbisik pelan di telinga Yeoshin.
Gadis
itu terkejut. L mengirimkan mimpi buruk itu? jadi apakah hal itu
benar-benar terjadi? Entah. Perasaannya semakin kacau. L menggunakan
kemampuan sihirnya untuk berbuat macam-macam sampai mengirimkan mimpi
itu padanya.
“
Jadi apa itu benar—“ ucapan Yeoshin terpotong, L mencium bibirnya
dengan amat dalam, membuat ratusan hati wanita luluh lantak, termasuk
Krystal yang kini pergi karena tak sanggup menyaksikannya.
***
“ Aku tidak tahu.. aku tidak tahu harus berbuat apa.”
“ Aku juga..”
Hyerim
dan Yeoshin saling berpegangan tangan malam itu di atap istana. Yeoshin
masih menggunakan gaun hitam pernikahannya. Seharusnya malam ini ia
berada di rumah L, tidur bersama lelaki itu, namun ia melarikan diri
saat L mabuk di acara pesta yang masih berlangsung.
Kini
Yeoshin juga tahu permasalahan yang tengah dihadapi Hyerim. Ia telah
mencoba mencari tahu siapa pangeran yang ada di negeri seberang itu
dengan sihirnya, namun tak bisa karena jangkauannya terlalu jauh. Hyerim
nampak tak puas dengan kaca pemberian Madame Sunny karena ia hanya bisa
mendengar suara sang pangeran dan tak dapat melihat wajahnya.
“
Temani aku ke perpustakaan.” Hyerim menarik Yeoshin tiba-tiba, “…Howon
sedang berjaga disana. Sepanjang hari kami saling diam, tapi aku ingin
menemuinya sekarang.”
Yeoshin menurut, dengan sembunyi-sembunyi mereka mengunjungi perpustakaan kerajaan. Namun tak mereka temukan Howon disana.
“
Sebenarnya kemana dia?” Hyerim khawatir, ia justru mendapati Krystal
tengah duduk diam di dalam perpustakaan. Wajahnya terlihat pucat karena
masih patah hati.
“ Sedang apa kau disini?” Krystal melihat Yeoshin dan mendadak geram, “…pergi! aku tak sudi kau menginjak istanaku!”
“ Aku.. aku..” Yeoshin ketakutan.
“ PERGI !”
“
YA! tenang..” Hyerim berusaha menenangkan Krystal, namun gadis itu
justru semakin marah. Ia mengambil beberapa buku tebal dari rak dan
melemparinya ke arah Yeoshin.
BUK!! BUK!! BUK!!!
“
KRYSTAL CUKUP!!!” teriak Hyerim, ia tak tega melihat Yeoshin yang sudah
tertimbun buku-buku besar dan kesakitan. Ia segera mengusir Krystal.
“ Kau bukan kakakku!!” Krystal balas membentak, ia langsung keluar dari perpustakaan dengan menghentak-hentakkan kakinya.
“ Kau tidak apa-apa??” Hyerim segera menolong Yeoshin dan menyingkirkan buku-buku yang menimpa sahabatnya itu.
Yeoshin mengangguk, “ Terimakasih ya.”
Hyerim ikut mengangguk, hingga saat ia membereskan buku-buku tersebut, satu buku menarik perhatiannya.
“
Rahasia Dunia Luar. Oleh Kim Hyoyeon.”gadis itu membaca judulnya lalu
melihat daftar isi bukunya dengan seksama hingga senyum tiba-tiba
mengembang di bibirnya.
“ Inilah jalan keluar kita, Yeoshin.”
TO BE CONTINUED
thanks to cp ♥


